| Pemadaman Api akibat Kebakaran Hutan dan Lahan di Lapangan (foto: BKSDA-Kalteng) | |
| | | | Dalam setiap kejadian kebakaran hutan dan lahan, selalu ada pertanyaan, “Apa yang harus dilakukan segera?” Yang utama dan mendesak (dalam jangka pendek) yang perlu dilakukan apabila sudah terjadi kebakaran adalah pemadaman. Sampai saat ini, upaya pemadaman kebakaran hutan dan lahan memang terus dilakukan, namun hasilnya belum signifikan. Hal ini karena perbandingan sumberdaya pemadam dengan luasahan lahan yang terbakar tidak seimbang. Selain itu, manajemen pemadaman kebakaran pun masih belum efektif. Untuk efektifitas pemadaman kebakaran hutan dan lahan, beberapa hal yang perlu dilakukan adalah: Pemadaman di Darat/Lapangan - Pengerahan dan pelibatan berbagai pihak dalam kegiatan pemadaman kebakaran.
Saat ini keterlibatan berbagai pihak dalam pemadaman kebakaran hutan dan lahan masih minim. Contohnya, saat pemadaman kebakaran di Kalimantan Tengah (Kalteng) pada tanggal 17 Agustus 2006, Tim WWF melihat tidak ada keterlibatan pihak lain, selain Manggala Agni dari BKSDA Kalteng, yang memadamkan kebakaran lahan gambut di pinggir kota Palangkaraya. Padahal, dalam organisasi Pusdalkarhutla terdapat unsur Dinas Kehutanan, Dinas Perkebunan, TNI, Polri, dan unsur masyarakat. Keterlibatan masyarakat sangat penting, karena mereka yang langsung berada di lokasi kebakaran. - Instalasi dan Penempatan Peralatan Pemadam di Lokasi yang Rawan Kebakaran.
Saat ini, kebanyakan peralatan pemadam kebakaran dikonsentrasikan di kantor/posko yang berada di kota provinsi/kabupaten. Sehingga pada saat diperlukan untuk pemadaman, mobilisasi alat menjadi kendala. Selain itu, pada daerah-daerah yang diidentifikasikan rawan kebakaran, jarang terdapat sarana penampung air, semisal embung-embung air. Instalasi dan penempatan peralatan/sarana harus sudah dilakukan sebelum kebakaran. - Mencari subsitusi air untuk pemadaman kebakaran.
Air merupakan unsur yang terpenting dalam pemadaman kebakaran. Namun, tidak semua lokasi kebakaran terdapat sumber mata air, sehingga harus dicari pengganti air yang dapat digunakan untuk mematikan api. Materi yang dapat digunakan antara lain, tanah, pasir, dan batang pohon basah/segar yang ditumbangkan. Substitusi air hanya dapat dilakukan untuk kebakaran permukaan. Untuk kebakaran tanah gambut, mutlak diperlukan air. - Pemilihan Metode Pemadaman tepat.
Terdapat beberapa metode pemadaman kebakaran hutan dan lahan. Saat ini kebanyakan metode yang digunakan adalah pemadaman api/kebakaran secara langsung, padahal tidak semua jenis kebakaran dapat ditanggulangi dengan pemadaman langsung. Pemadaman langsung dapat dilakukan apabila kebakaran belum meluas dan jumlah regu pemadam memadai. Namun, apabila kebakaran sudah terjadi pada skala luas, pemadaman langsung tidak efektif, maka harus dicari metode lainnya. Metode yang efektif untuk kebakaran yang sudah meluas adalah melokalisir kebakaran. Konsepnya adalah mengorbankan areal yang sudah pasti terbakar dengan menyelematkan areal lainnya yang lebih luas. Pemadaman dari Udara - Hujan Buatan
Hujan adalah cara terbaik dan paling efektif untuk memadamkan kebakaran. Sayangnya hujan secara alami terjadi pada musimnya. Kebakaran hutan dan lahan biasanya terjadi pada musim kemarau, sehingga sangat sulit mengharapkan bantuan hujan untuk pemadamanya. Cara yang bisa bisa ditempuh adalah mengadakan hujan buatan. Meski demikian, hujan buatan dapat diselenggarakan apabila kondisi awannya memungkinkan. Dari beberapa kejadian kebakaran, hujan buatan terbukti cukup signifikan mengurangi kebakaran dan dampaknya. - Pengeboman Air (Pemadaman Menggunakan Pesawat)
Pemadaman kebakaran menggunakan pesawat dapat efektif kalau sumber air tersedia dan kapasitas angkut pesawat memadai. Dari beberapa upaya pengeboman air, seperti di Riau dan Kalimantan Tengah, efektifitasnya masih rendah, karena daya angkut air pesawat kecil (300-500 liter), sehingga pada tingkat kebakaran yang besar, tidak dapat dipadamkan secara signifikan. Metode pemadaman dari udara memerlukan biaya yang mahal. Padahal, kendala yang sering dikemukakan oleh instansi pemerintah dalam penanggulangan kebakaran hutan dan lahan adalah masalah biaya. Sementara, dalam pernyataanya Presiden SBY mengungkapkan akan menyewa dua pesawat dari Rusia yang mampu membawa 40 ton air untuk pemadaman api di Sumatera dan Kalimantan. Pertanyaannya, apakah pemerintah mempunyai cukup dana untuk memadamkan kebakaran di Sumatera dan Kalimantan menggunakan pesawat dari Rusia, sedangkan instansi pemerintah selalu mengeluhkan keterbatasan dana penanggulangan kebakaran? Kalau memang kendalanya dana, pemadaman darat (di lapangan) merupakan cara yang lebih murah, asalkan dilakukan dilakukan dengan cara yang lebih efektif (untuk lokasi atau kondisi tertentu dibantu pemadaman dari udara). Tapi kalau memang ada dananya, mengapa tidak dari dulu dilakukan pemadaman kebakaran menggunakan pesawat yang berkapasitas besar? Sehingga kebakaran tidak akan separah saat ini. Selain kemampuan, memang diperlukan kemauan pemerintah untuk mengatasi kebakaran dan dampaknya, dan seharusnya kemauan itu timbul karena kesadaran pemerintah, bukan karena tekanan atau protes dari negara tetangga. (sumber forest : http://www.wwf.or.id)
|