11 June, 2008

RAMAH LINGKUNGAN : TIPS HEMAT AIR

Bijak Menggunakan Air

Dalam kehidupan sehari-hari sering secara tidak sengaja terjadi pemborosan air sementara banyak orang di tempat lain yang belum memperoleh air bersih. Saatnya bijak menggunakan air agar setiap orang merasakan manfaatnya. Selain itu, air bersih merupakan tabungan masa depan untuk kehidupan anak cucu nanti. Berikut tips singkat yang bisa diterapkan sehari-hari untuk hemat air.

  1. Jangan biarkan keran air mengalir kalau tidak dipakai. Kabarnya, air yang mengalir dari keran mencapai kira-kira 9 liter setiap menit nya.
  2. Periksa pipa dan keran air secara teratur. Segera perbaiki bila ada yang bocor.
  3. Sebaiknya cuci piring dengan baskom berisi air. Cara ini lebih hemat air ketimbang mencuci dengan air mengalir.
  4. Cuci sayuran dan daging secara terpisah dalam wadah yang sudah diisi sebanyak kurang lebih 4 liter air. Anda boros air 15 kali lebih banyak bila melakukannya di bawah air yang mengalir.
  5. Pakai lap dan seember air bila mencuci mobil. Jangan pakai selang air.
  6. Tutup keran saat menyikat gigi. Hanya nyalakan air saat membasahi dan membilas sikat gigi serta berkumur.
  7. Lebih baik mandi dengan shower yang disetel dengan daya pancur sedang ketimbang dengan gayung. Anda bisa hemat air sampai sepertiganya.
  8. Bila mempunyai mesin cuci, masukan pakaian dengan memaksimalkan kapasitas mesin cuci tersebut. Ini membuat Anda menghemat air dan energi
  9. Gunakan air bekas yang mengalir dari mesin cuci untuk mencuci lantai.

Banyak cara untuk berhemat air. Anda cukup ingat pentingnya air bersih untuk semua orang dan masa yang akan datang, lalu mulailah berhemat. Gampang kan!
)(hasil copy : suporterWWF, 25 Pebruari

Hidup Digital : Ramah Lingkungan (bagian 1) ?

Dewasa ini sulit membayangkan kehidupan tanpa perangkat digital : mulai dari kamera, monitor komputer, sarana bermain,dll. Yang jelas berbagai aspek kehidupan manusia hampir tak bisa lepas dari benda-benda yang membuat hidup menjadi lebih mudah dan nyaman.
Ditengah maraknya isu ramah lingkungan dikumandangkan di mana-mana gaya hidup digital yang bertopang aneka rupa perangkat canggih seakan digugat. Mulai adari isu pembuatan, sampah hasil produksi dan sebagainya. Dapat dicontohkan :
Pembuatan 1 PC Komputer seberat 24 kg menghasilkan limbah 62 kg, menghabiskan 27549 lt air, dan menggunakan 2300 kwh arus listrik, sementara itu pembuatan chip (komponen kecil di dalam komputer) jumlah limbah jauh lebih besar lagi. Ini belum disangkutkan dengan pengemasan dan transportasi, dapat dibayangkan ......!
Contoh lain barang dalam paket kardus, yang masih dalam kemasan papan kayu bisa dibayangkan lagi berapa banyak pohon di tebang untuk mengemas jutaan paket. Penggunaan komputer, notebook dalam jumlah besar telah mengakibatkan peningkatan konsumsi energi yang signifikan, padahal dari waktu ke waktu kebutuhan itu terus meningkat. Yang menambah rumit persoalan dalam penggunaan barang digital tersebut ternyata bukan hanya semakin banyak jumlah yang dikonsumsi selanjutnya mengakibatkan energi semakin meningkat tetapi lebih dari itu ....... ternyata banyak komputer di sekolah, perusahaan, kantor instansi pemerintah, dibiarkan menyala walaupun tidak digunakan. Tanpa disadari hal itu menyebabkan energi yang dihasilkan dari bahan bakar terbuang percuma, sia-sia (kita tahu sekarang pemerintah dihadapkan pada minimnya pasokan listrik, yang berdampak pada pengurangan arus listrik secara bergiliran). Belum lagi ini dikaitkan dengan CO2 (karbon dioksida) hasil kendaraan bermotor, cerobong pabrik, yang bertebaran diudara menjadi polusi yang sulit dikendalikan, maka jangan heran jika bumi ini semakin hari semakin terasa panas.

Ramah Lingkungan : Obat di sekitar rumah

Prospek Mahkota Dewa untuk Antikanker

POTENSI tanaman obat di Indonesia relatif besar. Penggunaan bahan-bahan alam sebagai obat alternatif atau obat antioksidan sangat marak, salah satunya adalah tanaman Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa).
Penelitian mengenai efektivitas dan mekanisme dari tanaman obat ini masih sedikit. Namun, penelitian yang dilakukan Bambang Wispriyono, Laila Fitria, Ema Hermawati, dan Subekti Widodo dari Fakultas Kesehatan Masyarakat UI tentang Efek Penghambatan Mahkota Dewa pada Sitotoksisitas CCRF-CEM Cell Line yang Terpajan oleh Benzo(a)pyrene (BaP), ditemukan bahwa Mahkota Dewa berprospek untuk antikanker.
"Dari hasil penelitian diketahui bahwa BaP mempunyai kemampuan menginduksi kematian sel yang bersifat apoptosis pada CCRF-CEM cell line, dengan persentase kematian sel apoptosis sekitar 15 persen," kata Bambang pada seminar Riset Unggulan Universitas Indonesia, Rabu (11/6) di Depok.
Efek Mahkota Dewa dalam penelitian ini menunjukkan Mahkota Dewa scara variasi dosis justru bersifat menginduksi kematian sel pada CCRF-CEM cell line dan tidak terlihat efek proteksi terhadap pajanan BaP. Dengan demikian, tandas Bambang Wispriyono, efek proteksi tanaman Mahkota Dewa tidak terbukti dalam penelitian ini, namun prospek tanaman tersebut sebagai antikanker terlihat dengan kemampuan Mahkota Dewa menginduksi kematian sel pada CCRF-CEM cell line yang merupakan sel kanker.
Menurut peneliti dari Fakultas Kesehatan Mayarakat UI ini, pengujian Mahkota Dewa sebagai bahan yang bersifar antikanker perlu diteliti lebih jauh pada jenis sel kanker lainnya dan pada level DNA untuk mengetahui mekanisme yang lebih jelas.
(copy hasil Laporan Wartawan Kompas Yurnaldi, 11 Juni 2008)