30 May, 2008

Pisahkan "aku"

Habis manis sepah dibuang !
Demikian yang dilakukan banyak orang terhadapku. Selagi masih diperlukan "aku" di perhatikan, tetapi setelah isinya habis dinikmati langsung lempar sana - lempar sini. Aduh kasihan nian aku ini. Aku kadang tampil beda. Suatu ketika kemasan botol mungil, suatu ketika pula botol besar. Ah... bisa juga lho aku berupa plastik yang warna-warni, kadang daun, kadang apalagi yaaaa ?
Hai para saudara jika aku sudah selesai dipakai, tolong aku ini di rumahkan yang sesuai. Jangan dicampur aduk dengan berbagai jenis barang, rasanya tidak nyaman. Jika aku di rumahkan dengan tepat aku akan mengucapkan banyak terima kasih kepadamu. Jika aku berupa botol jangan campur aku dengan plastik, dan jika aku daun jangan paksa aku campur serumah dengan kaca. Tolong pisahkan aku menurut jenisku.
Maka di rumah, di sekolah, di kantor, dan di manapun tolong siapkan :
  1. Tempat sampah khusus plastik
  2. Tempat sampah khusus botol
  3. Tempat sampah khusus kertas
  4. Tempat sampah khusus botol plastik
  5. Tempat sampah khusus botol kaca
Nah...... jika sudah demikian maka Anda layak dapat penghargaan, sebagai : tokoh ramah lingkungan. Rumahmu, sekolahmu, kantormu akan di kenang orang sepanjang jaman sebagai bahwa tempat yang bersih, peduli dengan sampah

Bagaimana Pulau Tikus Mendapat Namanya ?

Pada tahun 1780 sebuah kapal Jepang terdampar di pulau vulkanik kecil dan kosong di Kepulauan Aleutian. Seperti kebanyakan kapal pada masa itu, kapal itu dipenuhi tikus norwegia, yakni jenis tikus biasa yang mengisi seluruh belahan bumi. Tikus-tikus itu turun ke darat untuk menemui "surga tikus" dan akhirnya memberi pulau tersebut nama itu. Nama itu diberikan seorang kapten kapal asal Rusia pada sekitar tahun 1800.
Tikus yang berkembang biak cepat itu memakan telur dan anak burung-burung laut, bahkan burung-burung laut dewasa. Hama dari kapal karam itu membentuk permukaan pulau yang menjadi sekumpulan liang dan jalur yang dipenuhi kotoran tikus.
Pada tahun 1800 burung laut dan burung penyanyi sudah hilang dari pulau itu, begiti juga tanaman asli pulau itu. Serbuan yang sama oleh tikus pada ratusan pulau terpencil di penjuru bumi dituduh sebagai penyebab punahnya separuh burung laut dan reptil sejak tahun 1600-an.
Pada tahun 2007 Fish and Wildlife Sservice Pemerintah Amerika Serikat yang mengelola kawasan lindung perairan Laut Alaska, termasuk di dalamnya Pulau Tikus, mulai merencanakan membasmi si penyelundup itu. Prigram yang sama di lebih dari 250 pulau di seluruh dunia telah memungkinkan terjadinya pemulihan dramatis populasi burung dan tumbuhan asli.
Untuk membantu pulau-pulau yang sudah dipulihkan tetap bebas dari tikus, lembaga-lembaga resmi mengeluarkan atiran antitikus kepada pelabuhan dan kapal-kapal yang melaluio perairan di sekitar pulau-pulau itu.
(sumber : Geoweek, Kompas 25 Mei 2008)

1001 Keuntungan

Kalau kita berjalan ke daerah pegunungan, atau perbukitan, atau pedesaan kita masih merasakan bahwa Indonesia sungguh daerah agraris, kaya akan aneka jenis tanaman, tumbuhan, pepohonan. Tapi kalau kita mengadakan perjalanan dan mengalami kebisingan suara kendaraan, jengkel karena kemacetan, pengap bau knalpot, menghirup asap rokok orang disebelah kita, sungguh betapa ironis bahwa kita memiliki kekayaan sumber daya alam yang patut dibanggakan, tetapi disuguhi kegersangan alam. Alangkah bagus kalau kita bisa berbuat sesuatu untuk menunjukkan identitas Indonesia yang "kaya" sumber daya alamnya.
Pertanyaan kecil untuk direnungkan : Bisa berbuat apa saya dengan itu semua ? Bisakah kita membuat suasana lingkungan rumah tempat tinggal semakin asri dengan aneka jenis tanaman. Banyak keuntungan yang kita peroleh dengan hal yang demikian, antara lain :
  1. meminimalkan gas karbon dioksida (CO2), yang keluar dari asap kendaraan,
  2. menyerap debu jalanan yang dapat mengganggu pernapasan
  3. suasana hijau dedaunan menambah keasrian lingkungan
  4. semakin banyak tanaman akan mengundang persahabatan dengan kicauan burung-burung

Disamping itu berpengaruh terhadap perkembangan diri, seperti :

  1. Meminimalkan rasa malas dalam diri, apa sebab ? Begitu keluar dari rumah, kita akan berinisiatif merawat tanaman yang ada.
  2. Mengembangkan ide dan gagasan untuk semakin menambah perbendaharaan jenis tanaman.
  3. mengalihkan terbuangnya limbah : air dapat untuk menyiram, kaleng, dan botol dapat dijadikan pot atau vas.

Adakah gerak hati Anda, menumbuhkan budaya :ramah lingkungan ?