11 June, 2008

Hidup Digital : Ramah Lingkungan (bagian 1) ?

Dewasa ini sulit membayangkan kehidupan tanpa perangkat digital : mulai dari kamera, monitor komputer, sarana bermain,dll. Yang jelas berbagai aspek kehidupan manusia hampir tak bisa lepas dari benda-benda yang membuat hidup menjadi lebih mudah dan nyaman.
Ditengah maraknya isu ramah lingkungan dikumandangkan di mana-mana gaya hidup digital yang bertopang aneka rupa perangkat canggih seakan digugat. Mulai adari isu pembuatan, sampah hasil produksi dan sebagainya. Dapat dicontohkan :
Pembuatan 1 PC Komputer seberat 24 kg menghasilkan limbah 62 kg, menghabiskan 27549 lt air, dan menggunakan 2300 kwh arus listrik, sementara itu pembuatan chip (komponen kecil di dalam komputer) jumlah limbah jauh lebih besar lagi. Ini belum disangkutkan dengan pengemasan dan transportasi, dapat dibayangkan ......!
Contoh lain barang dalam paket kardus, yang masih dalam kemasan papan kayu bisa dibayangkan lagi berapa banyak pohon di tebang untuk mengemas jutaan paket. Penggunaan komputer, notebook dalam jumlah besar telah mengakibatkan peningkatan konsumsi energi yang signifikan, padahal dari waktu ke waktu kebutuhan itu terus meningkat. Yang menambah rumit persoalan dalam penggunaan barang digital tersebut ternyata bukan hanya semakin banyak jumlah yang dikonsumsi selanjutnya mengakibatkan energi semakin meningkat tetapi lebih dari itu ....... ternyata banyak komputer di sekolah, perusahaan, kantor instansi pemerintah, dibiarkan menyala walaupun tidak digunakan. Tanpa disadari hal itu menyebabkan energi yang dihasilkan dari bahan bakar terbuang percuma, sia-sia (kita tahu sekarang pemerintah dihadapkan pada minimnya pasokan listrik, yang berdampak pada pengurangan arus listrik secara bergiliran). Belum lagi ini dikaitkan dengan CO2 (karbon dioksida) hasil kendaraan bermotor, cerobong pabrik, yang bertebaran diudara menjadi polusi yang sulit dikendalikan, maka jangan heran jika bumi ini semakin hari semakin terasa panas.

No comments: