20 May, 2009

SELAMAT HARI RAYA KENAIKAN TUHAN

Bacaan:
Kis.1:1-11; Mzm.47:2-3.6-7.8-9Mat.28:16-20
Sesudah bangkit, Yesus berjumpa dengan para rasul-Nya di bukit Galilea. Ketika itu, ada yang bersujud, ada yang masih ragu bahwa itu Yesus. Yesus menghampiri mereka dan menegaskan bahwa Ia berkuasa baik di surga maupun di bumi. Lalu Yesus mengutus mereka. Misi perutusan: jadikan semua bangsa murid Yesus dan jarilah mereka segala yang diajarkan Yesus. Ajaran Yesus yang utama:"mencintai Tuhan dan mencintai sesama." Para murid mengajarkan tidak hanya dengan kata-kata tetapi juga melalui tindakan: seperti Yesus Sang Guru. Kitapun diajak untuk mencintai Tuhan dan sesama dengan tindakan-tindakan nyata dalam hidup kita.
Kontemplasi:
Ciptakan waktu hening 2-3 menit. Alami dan rasakan bahwa Anda ikut serta bersama para rasul berjumpa dengan Yesus di bukit Galilea. Andapun ikut serta dalam tugas perutusan dari Yesus itu.Doa:Ya Yesus Tuhan dan sahabat kami. Ajarilah kami untuk semakin mencintai Tuhan dan sesama kami dengan hati yang tulus dan murni. Amin.
Perutusan:
Aku hari ini mau mencintai Tuhan dengan berdoa dan mencintai sesama, dan dengan tindakan membantu seseorang sebelum malam tiba nanti.

16 May, 2009

Permenungan


Pilihan bebas
(oleh-oleh permenungan diri)

Akhir bulan Agustus tahun lalu, saya mengadakan retret pribadi 8 hari di Pertapaan Santa Maria, Rawaseneng, Temanggung. Ini adalah kali ke 3 saya memilih tempat yang sama yakni tahun 2005, 2006, dan 2008. Menjadi pertanyaan kecil dalam diri saya yang selanjutnya saya renungkan : Mengapa ya saya memilih tempat itu ? Apa enaknya memilih tempat yang jauh, sendirian ! Memang barangkali ketika orang lain berbagi tentang pengalaman retret yang merasakan menu makan luar bisa enaknya, kamar yang sejuk ber AC, rombongan, sehingga nyaman, ketemu kenalan lama, lalu diakhir retret ada rekreasinya ke pantai atau hal-hal yang “serba” mengenakkan, lalu saya menceritakan tentang pengalaman bagaimana tinggal dalam kamar sempit, silentium sepanjang hari, harus menahtur jadual sendiri, pembimbing yang seorang imam pertapa, mengikuti peribadatan komunitas dimana rutin 7 kali dalam sehari, menu makan sangat biasa, melayani sendiri pokoknya self service. Biasa dan serba apa adanya…..
Saya belajar dari Sejarah hidupnya Santo Benediktus dimana terlihat jelas kepribadian Benediktus sebagai seorang pemimpin biara yang ramah tamah, bijaksana dan penuh pengertian. Sikapnya sangat moderat baik dalam hal doa, kerja, pewartaan, makanan, tidur, dan lain- lainnya.

Masuk dalam permenungan : Iya ya, bukankah peletak dasar kongregasi kita adalah seorang imam pertapa ( Pastor Willem Hellemons, O.Cist), semangat apa yang bisa saya timba !
Pilihan bebas itu yang senantiasa saya dengungkan dalam hati ini, tidak ada yang meminta dan tidak ada yang menunggu tetapi saya berniat dan saya mau seperti itu. Kalau lebih jauh saya rasakan ada sesuatu yang menyentuh dalam hati ini yakni kesenyapan dan ritme yang mengajak untuk setia. Secara fisik delapan hari melakukan hal yang sama baik ritme harian, acara, suasana serta, menu jasmani yang tidak jauh berbeda, pun mengalami kebosanana namun menilik apa yang dilakukan oleh para rahib yang bukan hanya 8 hari bahkan ada yang puluhan tahun melakukan hal serupa ditempat yang sama sungguh terbayang rasa osan yang besar. Namun toh mereka TETAP bisa. Sungguh hal yang luar biasa berangkat dari pilihan bebas.
Keunggulan (bc : kelebihan) dari membangun kesetiaan antara lain kesadaran diri bahwa saya mau melakukan dengan kesungguhan. Kesetiaan bagi religius saya kira menjadi pegangan adlam melangkahkan hidup ke depan disamping. Jika setia melakukan hal-hal sederhana kedepan bisa diandalkan melakukan hal-hal yang lebih besar. Didalam Dekrit Tentang pembaharuan dan penyesuaian hidup religius dinyatakan bahwa Unsur-unsur yang umum pada pelbagai bentuk hidup religius yakni para anggota tarekat di mana pun juga hendaknya mengingat, bahwa mereka pertama-tama telah menanggapi panggilan Allah dengan mengikrarkan nasehat-nasehat Injil, sehingga mereka tidak hanya mati bagi dosa (lih. Rom 6:11), melainkan dengan mengingkari dunia hidup bagi Allah semata-mata. Sebab seluruh hidup telah mereka baktikan untuk mengabdi kepada-Nya. Dan itu merupakan suatu penyucian istimewa.
Saya berpikir bahwa kesadaran akan pilihan bebas ini tertanam dalam hati dan berdampak pada sikap mau mengambil bentuk askesis dalam hidup. Kemauan untuk mau berjerih lelah, mau merasakan bagaimana tradisi yang biasa menjadi luar bisa nilainya. Saya mengandaikan bahwa ibarat orang makan biasanya dengan tangan kanan, bersendok, memakai piring kemudian mencoba mengalami yang tidak biasa dengan daun pisang, memakai tangan, atau mencoba dengan tangan kiri. Namun yang penting dari itu semua adalah kesadaran dari dalam diri, bahwa saya mau mengalami hal itu.

10 May, 2009

Oleh-Oleh 2

Teman-teman berikut ini saya bagikan sesutu yang semoga bermanfaat. Ini merupakan hasil kiriman dari bruderPU saya yang sengaja saya copy untuk dibagikan.

Meditasi

Kata “meditasi” berasal dari kata bahasa Latin “meditare”,

yang dapat diurai lagi menjadi “stare in medio” yang artinya:

- tetap tinggal di pusat

“Kontemplasi” berarti “berada dalam bait Allah” bersama Allah..

Bait Allah adalah hati kita, dimana Roh Allah berada.

“Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan

bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?” (1Kor 3:16)

“Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu” (Luk 17: 21)

Metode meditasi ada di berbagai agama dan kepercayaan, tetapi yang menjadikan kekhasan bahwa meditasi itu adalah Kristiani, karena berpusat pada Yesus Kristus.

Oleh karena itu, tidak bisa dipakai sembarang meditasi, karena ada yang tidak berpusat pada Yesus Kristus.

Doa, berarti mengarahkan hati dan pikiran kepada Allah.

Pikiran adalah organ pengetahuan, hati adalah organ cintakasih. Pada akhirnya pikiran harus memberi jalan dan membuka diri bagi hati. Cintakasih adalah pengetahuan sempurna.

Doa pikiran, dengan rentetan kalimat, disebut juga dengan doa mental. Ini juga sebagian dari misteri doa. Ada juga doa hati, di mana kita tidak berpikir tentang Allah atau berbicara kepadaNya. Doa hati, berarti kita hanya berada bersama Allah yang hadir di dalam hati kita, di dalam Roh Kudus yang telah diberikan Yesus kepada kita. Roh Kudus adalah cintakasih, hubungan cintakasih yang terjalin antara Bapa dan Putera. Meditasi adalah doa hati yang menyatukan kita dengan Yesus dalam Roh. Baca Roma 8: 26.

Kita perlu beralih dari doa mental ke doa hati.

Doa kontemplatif atau doa hati adalah perlu bagi siapapun dan apapun panggilan hidupnya. Doa kontemplatif adalah bentuk doa yang oleh St. Thomas Aquino disebut MENGENYAM KEBENARAN. Meditasi setiap hari membimbing kita ke arah itu.

Kita belajar berdoa hati, bukan dengan berusaha berdoa mental, melainkan dengan melepaskan segala upaya kita untuk berdoa dan belajar HADIR di hadapan Allah.

Pertanyaan yang penting, bagaimana kita bisa membuka diri pada pengalaman kasih di dalam hati kita?

Ada 3 unsur pokok kontemplasi:

  1. Hening,
  2. diam,
  3. sederhana.

Untuk memahami meditasi Kristiani, kita tidak perlu ingin tahu segalanya, seperti ilmuwan yang harus tahu segala seluk-beluk hal yang dipelajarinya, tetapi yang penting adalah langsung mengalaminya. Seperti orang yang mau mengerti apa itu berenang, ia harus nyemplung masuk kolam dan mulailah ia mengalami apa itu berenang. Memang awalnya, glagepan, tapi lama-kelamaan bisa bereneng.

Di bawah ini cara Meditasi Kristiani :

Pastor John Main mengajarkan cara bermeditasi sebagai berikut:

  1. Pilih suatu tempat yang tenang.
  2. Duduk tenang dan senyaman mungkin dengan punggung tegak
  3. Tutup mata dengan lembut.
  4. Napas dalam.
  5. Rileks tetapi tetap sadar.
  6. Ucapkan kata-doa perlahan-lahan di dalam hati.
  7. Kata doa yang dianjurkan: Ma-ra-na-tha
  8. Tekun untuk terus mengucapkan kata doa yang dianjurkanselama bermeditasi.
  9. Bila anda sadar berhenti mengucapkan kata doa yang dianjurkan, kembalilah ucapkan lagi.
  10. Tetap menggunakan kata-doa yang sama selama bermeditasi
  11. Bermeditasilah selama 20-30 menit dua kali sehari, setiap pagi dan petang

Meditasi Kristiani akan membuahkan hasil BUAH-BUAH ROH, yaitu: kasih, sukacita, kedamaian, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri (Galatia 5: 22).

Meditasi Kristiani adalah sarana agar kita mencapai tujuan hidup rohani yang subur dan menghasilkan buah-buah Roh dari waktu ke waktu sepanjang hidup kita. Meditasi Kristiani menjadikan kita semakin serupa Kristus. Meditasi Kristiani merubahkan hidup semakin rohani dan terjadi perubahan batin.

Kita biasa merasa berubah kalau kita berkembang dalam pengetahuan dan berpikir, sementara dalam meditasi Kristiani kita tidak merasa seperti itu, tetapi terbuka agar Tuhan Yesus dalam Roh KudusNya mengubah hidup kita sampai subur menghasilkan buah-buah Roh.

Disarikan dari buku: Laurence Freeman, OSB, Latihan Harian MEDITASI KRISTIANI, Obor-Jakarta, 2008.

06 May, 2009

Oleh-oleh



Berbagi


Baru-baru ini saya mengadakan pembinaan rohani semi outbond bersama para pegawai yakni semua guru dan karyawan Santo Yusuf Madiun. Acara 3 hari, 1 mei hingga tanggal 3. Tempat yang dipakai yakni Rumah Retret Gedanganak Ungaran Jawa Tengah. Acara dikemas begitu unik oleh tim pendamping dari Sinergialife Consultan Semarang. Mengapa unik ? Pendampingnya orang-orang muda yang kami nilai cukup bisa membawa para peserta masuk ke dalam. Masuk kedalam yang saya maksudkan yakni paham, mengerti dan mau mengalami suasana yang tidak di sangka-sangka. Acara atau jadual tidak paparkan dengan jelas tetapi apa yang terjadi kemudian menjadi tanda tanya besar bagi peserta. Jumlah peserta 56 orang. Acara tiga hari sungguh menjadi waktu yang mengajak berefleksi baik secara pribadi maupun bersama. Ajakan ........ TETAP pada yang sudah ada, kemauan untuk maju, mau mengubah tradisi lama, keberanian, dan yang pasti adalah kekompakan mengembangkan lembaga ini semakin berprestasi, eksis , dan diterima masyarakat. Tantangan kedepan lembaga pendidikan adalah keberanian barsaing di tengah jaman. Masyarakat adalah konsumen, dan konsumen yang diutamakan adalah hasil produk. Jika kualitas produk menjadi yang utama maka akan berdampak pada pembangunan manusia yang seutuhnya.
Dalam kesempatan pembinaan rohani ini diperoleh hasil bahwa semua unsur yang terkait dalam tubuh Santo Yusuf akan bersama-sama menjaga, mengembangkan, membuat sekolah ini semakin sesuai yang dicita-citakan diatas.
Simbol-simbol makna pembinaan :
  1. kalau kita biasa makan dengan tangan kanan, dengan piring, dengan sendok lalu pernahkah kita makan dengan tangan kiri, makan dengan daun, makan tanpa sendok ?
  2. Buah-buah apa yang senantias kita harapkan dalam hidup ini. Kapan saya mengalami sedih, senang, dan penuh harapan. Apakah kita refleksikan mengapa demikian !
  3. Biasakan menanamkan hal-hal positip pada anak didik, orang lain dan pada diri kita sendiri.
  4. Motivasi diri, sangat penting utnuk memulai suatu perubahan.
  5. kekompakan, kebersamaan , persaudaraan, kerja sama adalah asset yang harus di kembangkan.
  6. Karunia Tuhan harus di optimalkan, telenta ahrus dikembangkan, dan skill harus terus menerus di gali sehingga bisa melayani dengan kerendahan hati.
  7. Sikap dan perilaku adalah proyeksi (cermin) diri.

Semoga oleh-oleh ini bermanfaat.