24 May, 2011

PROSES BELAJAR SINGLE LOOP

Dalam proses belajar single loop, seorang pelaku organisasi hanya menjalankan semua prinsip/norma dan guidance (governing variable) melalui sebuah aksi (action strategy) yang pada akhirnya akan menghasilkan sebuah dampak (consequences), tanpa mempertanyakan atau mengkritisi hal yang sudah ditetapkan. Sementara double loop adalah siklus belajar yang memungkinkan pelaku organisasi untuk tidak sekedar melaksanankan tetapi juga mempertanyakan prinsip/kebijakan/norma yang ada. Dengan siklus ini norma/misi & visi sebuah organisasi dapat diubah karena kekritisan pelaku organisasi.

Gambar 1. Skema proses belajar bagi pelaku organisasi
(Sumber : http://www.infed.org/thinkers/argyris.htm.)
Proses belajar dalam organisasi secara double loop sudah diterima secara luas sebagai sebuah metode yang lebih baik dalam kemajuan sebuah organisasi.

KOMUNITAS RUTENG

Berita Komunitas Ruteng

Retret tahunan bruder kaul kekal

Mari membangun hidup komunitas religius di tengah dunia yang sekular! Demikian ajakan Pater Domi, SVD pada awal retret bagi 13 bruder plus 1 suster di Susteran PRR, Kuwu pada tanggal 8 – 15 April 2011 yang lalu. Retret bersama ini memang dikhususkan bagi semua bruder kaul kekal yang berkarya di Flores plus Kupang. Ada 13 bruder yaitu Br. Vinsensius, Br. Gregorius, Br. Kosmas, Br. Lauren, Br. Ansel, Br. Dion, Br. Herman, Br. Agus, Br. Matheus, Br. Giovani, Br. Neri, Br. Albert, dan Br. Suryadi serta Sr. Theresita SND. Sebagai informasi juga bahwa ikut sertanya Sr. Theresita ini berkaitan dengan retret khusus merayakan 25 th hidup membiara dalam kongregasi SND). Tema tentang sekulerisasi sengaja dipilih dalam kerangka menyikapi isu santer tentang pengaruh sekulerisasi dalam perkembangan kehidupan religius dewasa ini. Kita sebagai bruder mau apa? demikian pertanyaan reflektif yang diberikan oleh pendamping retret. Bagaimana sekarang kita harus bersikap, kembali pada discerment masing-masing religius, dan keputusan bersama dalam komunitas serta evaluasinya! Realita yang terjadi saat ini, dapat dibahasakan sebagai berikut :

- Melaksanakan karya perutusan nampak sekali lebih penting dibandingkan dengan melaksanakan hidup rohani. Doa pribadi, doa bersama seringkali dikalahkan demi kata “mulia” sibuk dengan karya.

- Kegiatan hidup rohani untuk mengolah batin cenderung menurun

- Kesibukan duniawi mengaburkan segalanya, yaitu mengesampingkan dan menomorduakan hidup doa, serta mengalahkan hidup batin

Pada sessi konferensi P. Domi, SVD seringkali menegaskan dengan ungkapan lucu : Kita ini kan bukan kaum buruh..... tapi kaum religius! Eh...bodo seluruh badan. Diharapkan, bahwa dengan penyegaran rohani ini, semangat baru untuk membangun hidup rohani semakin bertumbuh dalam komunitas kita.

Waktu retret pun dipilih yakni menjelang pekan suci 2011, sedangkan tempat, dipakai karena menjadi pilihan terakhir setelah semua rumah retret yang dituju penuh, pada saat itu.

Seputar Paskah 2011

Tindakan kongkrit atau bentuk aksi puasa pembangunan dilakukan komunitas Ruteng tahun ini adalah melaksanakan kerja bakti pada proyek pembangunan gereja paroki Santo Mickael Kumba, dimana komunitas berada. Sebagai informasi saat ini paroki sedang membangun gedung gereja yang baru, pembangunan melibatkan umat untuk ambil bagian dalam pengerjaan, seperti dengan kerja bakti bersama. Pada masa prapaskah ini, komunitas menyediakan waktu khusus, terlibat dalam kerja bakti tersebut dan tentu saja melibatkan peserta Puslat. Diharapkan dengan tindakan ini peran serta atau rasa handerbeni terhadap parokinya tumbuh. Ikut memilki berarti ikut merawat dan memelihara. Sedangkan khusus para bruder komunitas, selama pekan suci para bruder bergilir mendapat tugas membagi komuni pada setiap kali misa, tentu saja tugas dengan terekat lain.

Hal yang menarik di Keuskupan Ruteng pada pekan suci tahun ini adalah membangun tradisi bahwa pada hari Jumat Agung, menjadi hari berkabung seluruh umat keuskupan Ruteng. Pada hari itu semua umat menghentikan semua aktivitas pekerjaan mulai dari pekerjaan di kebun, di toko, di bengkel di jalan. Sehingga pada hari itu semua lingkup rumah dan jalan, serta pertokoan lengang, sepi. Selama sehari penuh hampir tidak ada suara kendaraan bermotor. Dan yang utama adalah menjadi hari puasa mutlak mulai jam 06.00 sampai dengan jam 18.00. Dan semua umat khusus untuk kota Ruteng diharuskan melaksanakan jalan salib serentak berpusat di satu lapangan yakni Motang Rua. Menyikapi hal ini komunitas melaksanakan sesuai apa yang dianjurkan oleh Bapak Uskup. Komunitas menjadikan hari Jumat Agung sebagai hari berhenti dari aktifitas rutin, berhenti dari kesibukan di unit-unit, disamping itu juga semua bruder ikut serta melaksanakan jalan salib hidup yang berawal dari Lapangan Motang Rua, menyusuri jalan-jalan di wilayah paroki Kumba. Bengkel kayu Puslat PSE menyediakan salib kayu untuk prosesi kegiatan ini.


Ruteng, Mei 2011

11 November, 2010

SAGKI 2010

Pernyataan akhir dan rekomendasi SAGKI 2010

Huruf kecil Huruf besar Cetak artikel ini Email artikel ini
Pernyataan  akhir dan rekomendasi SAGKI 2010 thumbnail
Misa penutupan SAGKI 2010

Pernyataan Akhir & Rekomendasi Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia (SAGKI) 2010

Ia Datang supaya Semua Memperoleh Hidup dalam Kelimpahan (bdk. Yoh 10:10)

Pengantar

1. Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia (SAGKI) yang berlangsung dari tanggal 1 sampai dengan 5 November 2010 di Kinasih, Caringin – Bogor, Jawa Barat, dihadiri oleh utusan dari 37 keuskupan di Indonesia. Hadir 385 orang peserta, yang terdiri dari para Uskup, imam, biarawan-biarawati, dan sejumlah wakil umat. Sidang Agung ini bertema, Ia Datang supaya Semua Memperoleh Hidup dalam Kelimpahan (bdk. Yoh 10:10). Hidup dalam kelimpahan berarti ada dalam relasi dekat dengan Sang Gembala serta selalu merasakan perlindungan-Nya. Kedekatan dengan Sang Gembala itulah yang akan menjamin kehidupan manusia, dalam relasinya dengan sesama dan seluruh alam ciptaan.

2. Kami menyadari tema SAGKI ini diilhami pula oleh suatu perayaan iman Kongres Misi Asia I di Chiang Mai (Thailand, 2006) yang bertemakan, Telling the Story of Jesus in Asia. SAGKI ini merupakan suatu perayaan iman akan Yesus Kristus sekaligus kesempatan untuk berjumpa satu sama lain dan berbagi pengalaman iman dalam perjumpaan dengan keberagaman budaya, agama dan kepercayaan, serta dalam pergumulan hidup kaum terpinggirkan dan terabaikan.

3. SAGKI 2010 menegaskan pentingnya metode narasi (kisah) dalam pewartaan. Kami menyadari sepenuhnya bahwa dengan metode narasi (kisah) ini, pengalaman iman dapat disampaikan kepada orang lain secara lebih meyakinkan. Dengan cara mengisahkan Yesus, sebagaimana Ia sendiri berkisah, kami berharap diteguhkan dan digerakkan sebagai saksi Kristus. Sesungguhnya, metode narasi tidak asing dalam tradisi Asia, terutama Indonesia. Dalam metode bertutur para peserta SAGKI terlibat secara aktif mengungkapkan pengalaman dalam konteks bhinneka tunggal ika.

4. Seluruh proses SAGKI bertolak dari narasi publik. Para narator publik berkisah bukan saja dengan melaporkan apa yang dikerjakannya, melainkan juga dan terutama dengan pengalaman imannya.Sharing dalam kelompok yang menyusuli narasi publik pada prinsipnya merupakan ungkapan dan ajang berbagi pengalaman berkenaan dengan ketiga sub tema SAGKI 2010. Pada gilirannya hasil sharingkelompok itu dilaporkan dalam sidang pleno dan diperkaya dengan refleksi teologis.

Hasil

5. Sedemikian pentingnya makna paparan narator publik, berikut sharing dalam kelompok, yang masih diperkaya dalam pleno dan refleksi teologis, maka berikut ini akan dikemukakan rangkuman yang memuat sejumlah pokok gagasan terpenting dalam SAGKI. Kami menyadari bahwa rangkuman ini tidak memuat seluruh kekayaan Sidang ini. Aneka kisah dalam SAGKI masih akan terdokumentasikan dalam bentuk buku, video, dan foto. Kami yakin, para peserta SAGKI sendiri merupakan dokumen hidup yang terus menuturkan SAGKI ini.

6. Keberagaman budaya di Indonesia merupakan suatu kenyataan dan kekayaan yang patut kami syukuri. Dengan kebudayaan kami maksudkan segala sesuatu, dengan mana manusia mengasuh dan mengembangkan pelbagai bakat rohani dan jasmaninya, berupaya menguasai bumi dengan pengetahuan dan karyanya, lebih memanusiawikan kehidupan sosial, mengungkapkan melalui karya-karya, pengalaman-pengalaman rohani dan aspirasi-aspirasi besar sepanjang sejarah, serta mengkomunikasikannya dan memeliharanya sebagai inspirasi bagi kemajuan banyak orang, malah bagi seluruh umat manusia (bdk. Gaudium et Spes 53). Oleh karena itu, di dalam keragaman budaya, Allah hadir dan disapa dengan pelbagai macam nama. Kehadiran-Nya dikenali melalui orang dan unsur-unsur kebudayaan yang menghormati dan mencintai kehidupan. Kehadiran-Nya itu dimengerti oleh para pendukung setiap kebudayaan.

7. Gereja sebagai umat Allah yang percaya akan Yesus Kristus menampilkan sikap hormat dan kasih terhadap kebudayaan (bdk. Lumen Gentium 13). Gereja memperhatikan dan menjunjung tinggi setiap bentuk kebaikan, kasih persaudaraan dan kebenaran yang terdapat dalam kebudayaan. Gereja pun mengungkapkan diri dalam unsur-unsur kebudayaan setelah dilakukan refleksi teologis yang sesuai dengan Injil, tradisi, dan magisterium. Dalam perjumpaan dengan kebudayaan setempat, Gereja diperbarui dan sekaligus memperbarui beberapa unsur kebudayaan dengan kekuatan Injil.

8. Gereja mengakui bahwa Allah telah menyatakan karya-karya agung melalui pelbagai peristiwa keselamatan yang dituturkan dari generasi ke generasi lain. Dalam pertemuan dengan kebudayaan, Gereja ternyata mengenali aneka wajah Yesus, sebagai gembala yang baik, inspirator, guru, pengampun, raja damai, dan terutama pengasih tanpa batas dan syarat.
9. Dalam pelbagai kisah mengenai dialog dengan agama dan kepercayaan, para peserta SAGKI ternyata menyadari bahwa Gereja mampu menemukan nilai-nilai injili yang dihidupi oleh para penganut agama dan kepercayaan. Maka, Gereja perlu keluar dari dirinya sendiri, menjumpai para pemeluk agama dan penganut kepercayaan, sebagaimana yang diperlihatkan dan diajarkan oleh Yesus yang berani terbuka dan mengambil inisiatif untuk menyeberangi batas-batas agama – budaya (bdk. Yoh 4). Melalui perjumpaan tersebut, Gereja ditantang untuk menilai kembali pemahaman imannya akan Yesus Kristus. Kecuali itu, gambaran Gereja tentang Yesus juga diteguhkan.

10. Gereja mendengarkan ajakan Yesus untuk dengan rendah hati belajar beriman dari setiap orang yang beragama dan berkepercayaan (bdk. Mat 8: 10; Luk 7: 9). Gereja disadarkan akan pentingnya mewujudkan iman yang mendalam akan Kristus dalam tindakan-tindakan kemanusiaan dan mengungkapkannya dalam ibadat. Dengan belajar dari Yesus yang berwajah lembut, penuh empati, dan pendoa, Gereja mengembangkan kerja sama dengan semua orang yang berkehendak baik yang berasal dari pelbagai agama dan kepercayaan untuk mengembangkan dialog dan aksi-aksi kemanusiaan demi terwujudnya perdamaian (bdk. Mat 9: 13).

11. Sementara itu, kisah-kisah pergumulan hidup kaum terpinggirkan dan terabaikanmenyadarkan para peserta SAGKI bahwa Gereja harus mengakui proses pemiskinan merupakan pencideraan manusia yang adalah citra Allah yang luhur, mulia, dan kudus (bdk. Kej 1:26-27). Hidup dalam kemiskinan sesungguhnya merupakan keadaan serba terbatas dalam sandang, pangan, papan, dan kehilangan akses terhadap hak-hak dasar. Gereja memandang pribadi si miskin sebagai “pewahyu” wajah Yesus yang sedang menderita, yang terluka, tabah, menangis, karena Yesus hadir dalam dirinya yang miskin, menderita, tertekan dan susah (bdk. Mat 25: 31-46).

12. Meneladani Yesus, Sang Penyelamat, Pembebas, Penolong, Pembawa Harapan, Gereja wajib solider dengan orang miskin. Solidaritas itu dinyatakan melalui keberpihakan dan pemberdayaan orang miskin, tindakan berbagi serta keterlibatan secara aktif dalam memperbaiki struktur atau sistem yang tidak adil, dan memelihara lingkungan hidup.

Pastor Antonius Eddy Kristiyanto OFM (baju hitam) membacakan hasil akhir SAGKI 2010

Rekomendasi

13. Setelah pengayaan melalui proses narasi publik, misi perutusan Gereja agar seluruh keuskupan sharing kelompok, pleno, dan refleksi teologis, kami sampai pada sejumlah rekomendasi berikut ini, yang merupakan menanggapinya dalam program keuskupan.

13.1. Kami berkomitmen untuk melanjutkan dialog dengan kebudayaan setempat supaya kami semakin mampu mengenali dan menghadirkan wajah Yesus dalam kebudayaan.

13.2. Kami juga berkomitmen untuk menciptakan model-model baru dalam pewartaan dan katekese dengan metode naratif serta menggunakan pelbagai bentuk kesenian.

13.3. Tidak kurang juga komitmen kami untuk mengembangkan katekese naratif bagi anak-anak, yang sesuai dengan zaman, tempat dan budaya.

13.4. Kami akan meneruskan dan meningkatkan kerja sama dan dialog antar-umat beragama yang sudah dilaksanakan oleh Gereja di setiap tingkatan.

13.5. Kami merasa wajib mengembangkan sikap rela merendahkan diri dengan telinga seorang murid yang selalu siap mendengarkan.

13.6. Kami bertekad mengedepankan pewartaan lewat kesaksian hidup dan melakukan aksi-aksi kemanusiaan baik secara pribadi (orang per orangan), Gereja sendiri sebagai komunitas beriman maupun dalam kerja sama dengan pelbagai lembaga untuk memerdekakan orang miskin dari cengkeraman kemiskinan dan peminggiran.

13.7. Kami berkomitmen untuk menghidupi spiritualitas yang memerdekakan. Untuk itu diperlukan pertobatan hati yang mendalam dan diwujudkan secara nyata dalam aksi solidaritas. Para petani, nelayan, buruh, kelompok terabaikan, dan terpinggirkan perlu didampingi secara pastoral. Tidak kalah pentingnya, kami memelihara lingkungan hidup.

Penutup

14. Pada akhirnya, kami semakin diteguhkan bahwa kesaksian kami untuk menghadirkan Kristus di tengah masyarakat dapat terjadi secara efektif melalui komunitas-komunitas basis gerejawi. Kami percaya bahwa Roh Kudus membimbing dan menyertai Gereja dalam upaya mengenali dan mencintai wajah Yesus dalam keanekaragaman budaya, dalam dialog dengan agama dan kepercayaan, dan dalam pergumulannya dengan dan bersama orang-orang yang dipinggirkan dan diabaikan. Dan sebagaimana Maria selalu menyertai Puteranya, kami yakin bahwa Bunda Maria menyertai dan mendoakan kami.

Caringin, 5 November 2010

Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia

10 November, 2010

“Terima kasih untuk baksonya, nasi goreng, emping, dan kerupuk,”

Isi Pidato Lengkap Obama di Istana Merdeka


Presiden AS Barack Obama dan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Merdeka, Jakarta. AP Photo/Charles Dharapak

TEMPO Interaktif, Jakarta -Kunjungan Presiden Amerika Serikat Barack Hussein Obama begitu menarik perhatian. Dalam jamuan makan malam di Istana Merdeka semalam, dia akhirnya menyantap nasi goreng dan bakso yang ia rindukan. “Terima kasih untuk baksonya, nasi goreng, emping, dan kerupuk,” ujar Obama dalam pidato sambutan jamuan makan malam di Istana Merdeka, Selasa (9/10). “Semuanya enak!”


Sebelum makan malam, Obama dan Yudhoyono membahas kemitraan komprehensif antara Indonesia dan Amerika Serikat. Enam hal yang dibahas adalah kerja sama investasi, perdagangan, perekonomian, pendidikan, energi, dan kerja sama politik secara lebih mendalam dan terukur. Ia pun menegaskan keinginan Amerika Serikat untuk menjadi mitra dagang nomor satu Indonesia. "Saya tak ingin nomor tiga, melainkan nomor satu."

Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono memberikan tanda jasa Bintang Jasa Utama kepada ibu Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Stanley Ann Dunham Soetoro. Menurut Yudhoyono, penelitian yang dilakukan Stanley Ann Dunham mengenai peran perempuan dalam pemberdayaan ekonomi mikro kredit di desa-desa sangat berguna bagi peneliti Indonesia.

Stanley Ann Dunham adalah ibu dari Obama. Dia merupakan antropolog yang meneliti antropologi ekonomi dan perkembangan desa-desa. Stanley meninggal di usia 52 tahun pada 7 November 1995.

Obama mengucapkan terima kasih atas penghargaan tersebut. "Atas nama keluarga saya mengucapkan terima kasih," katanya.

Berikut isi lengkap pidato Obama dalam jamuan makan malam, Selasa (9/10) yang dilansir oleh situs Gedung Putih.



PRESIDENT OBAMA: President Yudhoyono, Mrs. Yudhoyono, to all the distinguished guests who are here today, thank you for this extraordinary honor. I am proud and humbled to accept this award on behalf of my mother. And although she could not be here in person, I know that my sister Maya Soetoro would be equally proud.

Now, I’m going to have the opportunity to speak tomorrow and so I will try to keep my remarks brief. First of all, thank you for the bakso. (Laughter.) The nasi goring. (Applause.) The emping. (Laughter.) The kerupuk. (Laughter.) Semuanya enak. (Laughter.) Thank you very much. (Applause.)

But the fact, Mr. President, that you would choose to recognize my mother in this way speaks to the bonds that she forged over many years with the people of this magnificent country. And in honoring her, you honor the spirit that led her to travel into villages throughout the country, often on the back of motorcycles, because that was the only way to get into some of these villages.

She believed that we all share common aspirations -- to live in dignity and security, to get an education, to provide for our families, to give our children a better future, to leave the world better than we found it. She also believed, by the way, in the importance of educating girls and empowering women, because she understood that when we provide education to young women, when we honor and respect women, that we are in fact developing the entire country. That’s what kept bringing my mother back to this country for so many years. That’s the lesson that she passed on to me and that’s the lesson that Michelle and I try to pass on to our daughters.

So on behalf of our entire family, we thank you. I am deeply moved. It is this same largeness of heart that compels us tonight to keep in our thoughts and prayers all those who are suffering who from the eruptions and the tsunami and the earthquake. With so many in need tonight, that’s one more reason for me to keep my remarks short.

As a young boy in Menteng Dalam 40 years ago, I could never imagine that I would one day be hosted here at Istana Negara -- never mind as President of the United States. I didn’t think I would be stepping into this building ever. (Laughter and applause.)

And I know that much has been made about how a young boy could move between such different countries and cultures as Indonesia and the United States. But the truth is, is that our two countries have far more in common than most people realize. We are two peoples who broke free from colonial rule. We are both two vast nations that stretch thousands of miles. We are both two societies that find strength in our diversity. And we are two democracies where power resides in the people. And so it’s only natural that we should be partners in the world.

I am fortunate to have a very strong partner in President Yudhoyono -- Indonesia’s first directly elected president, and a leader who has guided this nation through its journey into democracy. And our two nations are fortunate that we are forging a partnership for the 21st century. And as we go forward, I’m reminded of a proverb: bagai aur dengan tebing -- like bamboo and the river bank, we rely on each other.

And so I would like to propose a toast. In the spirit of friendship between our two countries, we are reminded of the truth that no nation is an island, not even when you’re made up of thousands of islands. We all rely on each other together, like bamboo and the river bank. And like my mother riding between villages on a motorcycle, we are all stronger and safer when we see our common humanity in each other.

So President Yudhoyono, and to all the distinguished who are here, thank you for your extraordinary friendship and the warmth with which you have received Michelle and myself. And I promise that it won’t take so long before I come back.

MERAPI -NASA

Sebuah citra yang sangat spektakuler dirilis oleh NASA. Image yang dibuat oleh NASA ini merupakan sebuah citra satelit yang seringkali dipakai untuk melihat tingkat panas sebuah objek. Citra yang diambil pada tanggal 1 November ini dirilis pada tanggal 5 November 2010.

Citra ini merupakan gambaran bagaimana arah luncuran aliran Pyroclastic dari Merapi yang terlihat mengarah ke Selatan.

Citra ini tentusaja sangat membantu karena dengan sensor panas inilah kita mampu melihat kearah mana luncuran aliran piroklastik dari Merapi.

Arah luncuran piroklasktiknya ke arah Selatan

Arahnya ke Selatan

Dengan citra ini tentusaja tiodak dapat dipungkiri lagi bahwa arah selatan merupakan arah bahaya utama merapi seperti yang sudah sering disampaikan oleh Pak Surono dari PVMBG bahwa arah Sungai Gendol merupakan arah yang berbahaya dan sangat berpotensi terkena lahar dingin.

Arah luncuran ke selatan menuju Sungai Gendol (merah jambu). Namun Sungai Code (Merah) disebelah baratnya juga berbahaya karena curah hujan tinggi di puncak.

Overlay dengan menggunakan GoogleMap diatas mudah untuk dimengerti mengapa Sungai Gendol (merah jambu) dan Sungai Code (Merah) merupakan dua sungai yang harus diperhatikan dan waspada terhadap banjir lahar dingin.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi melaporkan bahwa dua aliran piroklastik bergerak turun gunung berapi pada 30 Oktober. Aliran piroklastik adalah avalanche gas sangat panas, abu, dan batuan yang mengalir menyusuri salah satu sisi gunung berapi dengan kecepatan tinggi. ASTER ini hanya menggambarkan atau mencitrakan salah satu dari arus aliran awanpanas.

Letusan Merapi ini belum menunjukkan tanda-tanda melambat. Setelah beberapa hari episode erupsi, gunung berapi mulai letusan pada 3 November yang lima kali lebih kuat dari pada tanggal 26 Oktober dan berlangsung lebih dari 24 jam. Ini adalah letusan paling besar dari gunung Merapi sejak 1870-an.

Jarak luncurannya melebihi 7.5 Km dari Puncak Merapi. Panjang luncurannya sekitar 5 Km.

Gambar diatas memperlihatkan Gunung Merapi telah diliputi awan selama terjadi letusan, tetapi pada 30 Oktober Advanced Spaceborne Emisi Termal and Refleksi Radiometer (ASTER) di satelit Terra NASA menangkap tanda termal abu panas dan batu dan kubah lava pijar. Data termal di-overlay pada peta tiga dimensi gunung berapi untuk menunjukkan lokasi perkiraan aliran. Data tiga dimensi dari model topografi global dibuat dengan menggunakan pengamatan stereo ASTER.

26 October, 2010

Merapi

Merapi
Ketinggian 2.968 m (9.737 kaki)
Daftar Ribu
Lokasi
Lokasi Klaten, Boyolali, Magelang (Jawa Tengah), Sleman (DI Yogyakarta)
Koordinat 7°32'30" LS 110°26'30" BT
Geologi
Jenis stratovolcano
Letusan terakhir 26 Oktober 2010



Gunung Merapi adalah yang termuda dalam kumpulan gunung berapi di bagian selatan Pulau Jawa. Gunung ini terletak di zona subduksi, dimana Lempeng Indo-Australia terus bergerak ke bawah Lempeng Eurasia. Letusan di daerah tersebut berlangsung sejak 400.000 tahun lalu, dan sampai 10.000 tahun lalu jenis letusannya adalah efusif. Setelah itu, letusannya menjadi eksplosif, dengan lava kental yang menimbulkan kubah-kubah lava.

Letusan-letusan kecil terjadi tiap 2-3 tahun, dan yang lebih besar sekitar 10-15 tahun sekali. Letusan-letusan Merapi yang dampaknya besar antara lain di tahun 1006, 1786, 1822, 1872, dan 1930. Letusan besar pada tahun 1006 membuat seluruh bagian tengah Pulau Jawa diselubungi abu. Diperkirakan, letusan tersebut menyebabkan kerajaan Mataram Kuno harus berpindah ke Jawa Timur. Letusannya di tahun 1930 menghancurkan 13 desa dan menewaskan 1400 orang.

Letusan pada November 1994 menyebabkan hembusan awan panas ke bawah hingga menjangkau beberapa desa dan memakan korban puluhan jiwa manusia. Letusan 19 Juli 1998 cukup besar namun mengarah ke atas sehingga tidak memakan korban jiwa. Catatan letusan terakhir gunung ini adalah pada tahun 2001-2003 berupa aktivitas tinggi yang berlangsung terus-menerus.


15 October, 2010

HAMPIR LUPA


Siapa yang bersungguh-sungguh akan sukses
man jadda wajada

18 October, 2009

BAGI RASA

Imbas Sistem Informasi Teknologi dalam hidup berkaul
(Suryadi, CSA)
Der, sudah buka pesan di facebook ? kata salah satu teman dalam suatu kesempatan?. Kemudian spontan saya menjawab : Aduh maaf banget ada pesan to, belum itu !” Dalam kesempatan berikutnya kemudian saya mencoba berdiskusi dengan teman tadi, baik tentang fungsi, kegunaan dan kesempatan saya menggunakan alat komunikasi tersebut. Yang jelas sisi postif ada namun demikian sisi negatif juga tidak sedikit. Antara lain dapat tukar pikiran, diskusi namun juga berdampak pada terbuangnya waktu, karena harus duduk beberapa waktu.

Berbicara masalah IT yang pertama muncul dalam pemikiran saya adalah Internet dan Hand phone, mungkin masuk juga dalam pemikiran media cetak seperti Koran, Televisi, radio namun setelah 2 yang diatas. Koran. TV serta Radio dengan ke modernitasnya kiranya kita pun mendapat informasi yang begitu komplit, cepat, dan up to date dari peristiwa-peristiwa yang terjadi dibelahan bumi bahkan yang terbaru sekalipun. Internet dan HP saya rasakan yang paling menggema karena sangar sering sekali menjadi sorotan tidak hanya dalam kehidupan membiara namun menjadi isu santer dalam dunia pendidikan. Ada ungkapan menggelitik yang mungkin menjadi sindiran bagi sebagian orang yakni : Hari gini tidak punya email ? Kemudian dilanjutkan Ah Gaptek ! (bc : gagap teknologi). Lebih santer lagi sindiran-sindiran didunia kampus : Gimana sudah ngeblogger apa belum? Lagi ber FB ya ? (bc: face book). Kemudian bagi yang sudah masuk dalam dunia maya seperti itu akan berkembang diskusi mengenai Frendster, Flixster, Bloger meski eranya lebih dulu dari pada komunikasi via Facebook.
Mungkin ada benarnya jika dikatakan bahwa perkembangan teknologi informasi telah mengubah cara pandang dan pola pikir manusia menjadi semakin praktis dan efisien dalam memperoleh informasi dan pengetahuan. Saat ini, model penyampaian pengetahuan mulai memanfaatkan pembelajaran elektronik (e-learning). Siap atau tidak, pembelajaran yang berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT) telah dimulai. Refleksi kita bersama siapkah kita….?
Zaman ini adalah zaman globalisasi, saat dunia dirasakan lebih kecil dari sebelumnya, ibarat pelosok dunia dapat dijelajah dalam waktu cepat. Informasi terkini dari manapun dapat segera diketahui. Semua berkat Teknologi Informasi. Dengan kemajuan teknologi yang canggih, seperti handphone, internet, televisi dan lain-lain, dunia juga terasa semakin sempit, karena berbagai informasi dapat diketahui orang di seluruh dunia secara tepat, dan juga seluruh kebutuhan manusia dari yang primer sampai yang sekunder tercukupi. Tetapi, di balik ini ada satu hal yang perlu diperhatikan, orang hanya ingin enaknya saja atau dengan kata lain muncul istilah budaya instant. Semua serba cepat, mulailah orang meninggalkan suatu proses. Celakanya lagi sikap seperti ini tidak dialami kaum awam saja. Tapi oleh kaum religius biarawan dan biarawati.
Berbagai persoalan tiga kaul yang diucapkan kaum biarawan dan biarawati yang meliputi kaul keperawanan, kemiskinan dan ketaatan. Ketiga kaul ini kadang memberikan problem dalam bentuk berbagai godaan, sehingga ada dari kaum religius, biarawan dan biarawati yang tidak setia dalam mengabdi kepada Tuhan dan akhirnya keluar dari keanggotaan. Kaul keperawanan, merupakan salah satu kaul kekal yang diucapkan oleh kaum biarawan-biarawati. Dalam kaul ini perlu disadari, hidup tidak menikah adalah anugerah yang Tuhan berikan secara pribadi. Mereka bersyukur atas kaul keperawanan ini. Namun sering kita juga sulit merasa bersyukur, karena semangat hidup selibat tidak kuat, mengalami hambatan besar dalam hidup, mereka tidak peduli dengan penghayatan kaul keperawanan.
Dalam kehidupan sehari-hari, perlu adanya penghayatan kaul kemurnian dalam bentuk kebersamaan sebagai salah satu saudara yang dipanggil. Jika tidak dihayati secara sungguh-sungguh, akan berakibat buruk. Kita juga dituntut untuk menghadapi godaan yang begitu pelan dan lembut, maka kita harus berani dengan tegas menolak. Kita bisa merenungkan kata-kata Rasul Paulus, yaitu roh itu penurut, tetapi daging itu lemah.
Kaul kemiskinan, hendaknya membawa kepada suatu kebahagiaan, karena kita dapat menghayati secara sungguh-sungguh dalam kehidupan membiara. Namun, beberapa orang merasa bahwa kaul kemiskinan dirasakan mengikat dan menekan. Karenanya kita mesti berserah diri sepenuhnya kepada Tuhan, serta menemukan arti tujuan hidup yang sebenarnya. Kadangkala muncul pikiran dalam diri kita, bolehkah kita memiliki fasilitas yang lengkap? Dalam hal ini, kita harus memiliki sikap dan patokan sebagai pegangan. Kita mesti merefleksikan bentuk kemiskinan yang akan menimbulkan bentrokan dalam diri. Di sisi lain, kaul kemiskinan ini juga dapat menumbuhkan semangat murah hati. Kita diajak untuk hidup jujur dan menjadi pejuang keadilan bagi kaum kecil.

Dampak IT
Kemajuan Teknologi Informasi dapat berdampak bagi individu, lembaga maupun masyarakat. Dampak ini tidak dirasakan sebagai suatu yang baru, karena sejak tahun 1980 para ahli Intelektual dari Inggris menunjukkan argumentasi secara filosofis mengenai dampak revolusi industry bagi masyarakat yang sudah diawali sejak tahun 1960-1970 (bukunya Samuel Butler, dalam materi sistem informasi ,Deasy Christiana) dikatakan bahwa terdapat kecenderungan dari masyarakat yang tetap bertahan yang dikenal dengan masyarakat yang menolak adanya system mekanik (system dengan mesin) yang mengarah pada penolakan terhadap teknologi baru termasuk IT., meski demikian ada pula sebagian masyarakat yang percaya bahwa individu / person diancam dengan adanya evolusi teknologi. Masyarakat dewasa ini tidak menolak teknologi, bahkan sudah menerapkan dan menggunakan teknlogi tersebut. Banyak yang menyadari bahwa komputer, mesin-mesin komunikasi adalah teknologi dasar atau esensi untuk mempertahankan dan mendukung bebarapa aspek dari suatu budaya, disinilah peran individu sangat penting dalam mengambil keputusan apakah akan menerima atau menolak budaya dari evolusi tesebut. Perlu dicatat bahwa system informasi akan dibangun, digunakan, dan dipelihara dan akan terus berkembang.
Teknologi informasi telah mengubah paradigma lama dimana hidup apa adanya, menggunakan sarana seadanya, namun setiap hari disuguhi aneka kemajuan bahkan tak terbatas, Akan diamkah kita sebagai kaum biarawan melihat dunia semakin cepat melangkah bahkan berlari cepat, ataukah kita cukup mengatakan saya sampai disini saja ? Profesionalitas membutuhkan perubahan dan perubahan ada pada kemajuan teknologi, maka tidak perlu menutup mata betapa pentingnya menguasai teknologi informasi demi meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan tentu saja output atau hasil dikemudian hari.


(Pustaka : dari berbagai sumber)

20 May, 2009

SELAMAT HARI RAYA KENAIKAN TUHAN

Bacaan:
Kis.1:1-11; Mzm.47:2-3.6-7.8-9Mat.28:16-20
Sesudah bangkit, Yesus berjumpa dengan para rasul-Nya di bukit Galilea. Ketika itu, ada yang bersujud, ada yang masih ragu bahwa itu Yesus. Yesus menghampiri mereka dan menegaskan bahwa Ia berkuasa baik di surga maupun di bumi. Lalu Yesus mengutus mereka. Misi perutusan: jadikan semua bangsa murid Yesus dan jarilah mereka segala yang diajarkan Yesus. Ajaran Yesus yang utama:"mencintai Tuhan dan mencintai sesama." Para murid mengajarkan tidak hanya dengan kata-kata tetapi juga melalui tindakan: seperti Yesus Sang Guru. Kitapun diajak untuk mencintai Tuhan dan sesama dengan tindakan-tindakan nyata dalam hidup kita.
Kontemplasi:
Ciptakan waktu hening 2-3 menit. Alami dan rasakan bahwa Anda ikut serta bersama para rasul berjumpa dengan Yesus di bukit Galilea. Andapun ikut serta dalam tugas perutusan dari Yesus itu.Doa:Ya Yesus Tuhan dan sahabat kami. Ajarilah kami untuk semakin mencintai Tuhan dan sesama kami dengan hati yang tulus dan murni. Amin.
Perutusan:
Aku hari ini mau mencintai Tuhan dengan berdoa dan mencintai sesama, dan dengan tindakan membantu seseorang sebelum malam tiba nanti.

16 May, 2009

Permenungan


Pilihan bebas
(oleh-oleh permenungan diri)

Akhir bulan Agustus tahun lalu, saya mengadakan retret pribadi 8 hari di Pertapaan Santa Maria, Rawaseneng, Temanggung. Ini adalah kali ke 3 saya memilih tempat yang sama yakni tahun 2005, 2006, dan 2008. Menjadi pertanyaan kecil dalam diri saya yang selanjutnya saya renungkan : Mengapa ya saya memilih tempat itu ? Apa enaknya memilih tempat yang jauh, sendirian ! Memang barangkali ketika orang lain berbagi tentang pengalaman retret yang merasakan menu makan luar bisa enaknya, kamar yang sejuk ber AC, rombongan, sehingga nyaman, ketemu kenalan lama, lalu diakhir retret ada rekreasinya ke pantai atau hal-hal yang “serba” mengenakkan, lalu saya menceritakan tentang pengalaman bagaimana tinggal dalam kamar sempit, silentium sepanjang hari, harus menahtur jadual sendiri, pembimbing yang seorang imam pertapa, mengikuti peribadatan komunitas dimana rutin 7 kali dalam sehari, menu makan sangat biasa, melayani sendiri pokoknya self service. Biasa dan serba apa adanya…..
Saya belajar dari Sejarah hidupnya Santo Benediktus dimana terlihat jelas kepribadian Benediktus sebagai seorang pemimpin biara yang ramah tamah, bijaksana dan penuh pengertian. Sikapnya sangat moderat baik dalam hal doa, kerja, pewartaan, makanan, tidur, dan lain- lainnya.

Masuk dalam permenungan : Iya ya, bukankah peletak dasar kongregasi kita adalah seorang imam pertapa ( Pastor Willem Hellemons, O.Cist), semangat apa yang bisa saya timba !
Pilihan bebas itu yang senantiasa saya dengungkan dalam hati ini, tidak ada yang meminta dan tidak ada yang menunggu tetapi saya berniat dan saya mau seperti itu. Kalau lebih jauh saya rasakan ada sesuatu yang menyentuh dalam hati ini yakni kesenyapan dan ritme yang mengajak untuk setia. Secara fisik delapan hari melakukan hal yang sama baik ritme harian, acara, suasana serta, menu jasmani yang tidak jauh berbeda, pun mengalami kebosanana namun menilik apa yang dilakukan oleh para rahib yang bukan hanya 8 hari bahkan ada yang puluhan tahun melakukan hal serupa ditempat yang sama sungguh terbayang rasa osan yang besar. Namun toh mereka TETAP bisa. Sungguh hal yang luar biasa berangkat dari pilihan bebas.
Keunggulan (bc : kelebihan) dari membangun kesetiaan antara lain kesadaran diri bahwa saya mau melakukan dengan kesungguhan. Kesetiaan bagi religius saya kira menjadi pegangan adlam melangkahkan hidup ke depan disamping. Jika setia melakukan hal-hal sederhana kedepan bisa diandalkan melakukan hal-hal yang lebih besar. Didalam Dekrit Tentang pembaharuan dan penyesuaian hidup religius dinyatakan bahwa Unsur-unsur yang umum pada pelbagai bentuk hidup religius yakni para anggota tarekat di mana pun juga hendaknya mengingat, bahwa mereka pertama-tama telah menanggapi panggilan Allah dengan mengikrarkan nasehat-nasehat Injil, sehingga mereka tidak hanya mati bagi dosa (lih. Rom 6:11), melainkan dengan mengingkari dunia hidup bagi Allah semata-mata. Sebab seluruh hidup telah mereka baktikan untuk mengabdi kepada-Nya. Dan itu merupakan suatu penyucian istimewa.
Saya berpikir bahwa kesadaran akan pilihan bebas ini tertanam dalam hati dan berdampak pada sikap mau mengambil bentuk askesis dalam hidup. Kemauan untuk mau berjerih lelah, mau merasakan bagaimana tradisi yang biasa menjadi luar bisa nilainya. Saya mengandaikan bahwa ibarat orang makan biasanya dengan tangan kanan, bersendok, memakai piring kemudian mencoba mengalami yang tidak biasa dengan daun pisang, memakai tangan, atau mencoba dengan tangan kiri. Namun yang penting dari itu semua adalah kesadaran dari dalam diri, bahwa saya mau mengalami hal itu.

10 May, 2009

Oleh-Oleh 2

Teman-teman berikut ini saya bagikan sesutu yang semoga bermanfaat. Ini merupakan hasil kiriman dari bruderPU saya yang sengaja saya copy untuk dibagikan.

Meditasi

Kata “meditasi” berasal dari kata bahasa Latin “meditare”,

yang dapat diurai lagi menjadi “stare in medio” yang artinya:

- tetap tinggal di pusat

“Kontemplasi” berarti “berada dalam bait Allah” bersama Allah..

Bait Allah adalah hati kita, dimana Roh Allah berada.

“Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan

bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?” (1Kor 3:16)

“Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu” (Luk 17: 21)

Metode meditasi ada di berbagai agama dan kepercayaan, tetapi yang menjadikan kekhasan bahwa meditasi itu adalah Kristiani, karena berpusat pada Yesus Kristus.

Oleh karena itu, tidak bisa dipakai sembarang meditasi, karena ada yang tidak berpusat pada Yesus Kristus.

Doa, berarti mengarahkan hati dan pikiran kepada Allah.

Pikiran adalah organ pengetahuan, hati adalah organ cintakasih. Pada akhirnya pikiran harus memberi jalan dan membuka diri bagi hati. Cintakasih adalah pengetahuan sempurna.

Doa pikiran, dengan rentetan kalimat, disebut juga dengan doa mental. Ini juga sebagian dari misteri doa. Ada juga doa hati, di mana kita tidak berpikir tentang Allah atau berbicara kepadaNya. Doa hati, berarti kita hanya berada bersama Allah yang hadir di dalam hati kita, di dalam Roh Kudus yang telah diberikan Yesus kepada kita. Roh Kudus adalah cintakasih, hubungan cintakasih yang terjalin antara Bapa dan Putera. Meditasi adalah doa hati yang menyatukan kita dengan Yesus dalam Roh. Baca Roma 8: 26.

Kita perlu beralih dari doa mental ke doa hati.

Doa kontemplatif atau doa hati adalah perlu bagi siapapun dan apapun panggilan hidupnya. Doa kontemplatif adalah bentuk doa yang oleh St. Thomas Aquino disebut MENGENYAM KEBENARAN. Meditasi setiap hari membimbing kita ke arah itu.

Kita belajar berdoa hati, bukan dengan berusaha berdoa mental, melainkan dengan melepaskan segala upaya kita untuk berdoa dan belajar HADIR di hadapan Allah.

Pertanyaan yang penting, bagaimana kita bisa membuka diri pada pengalaman kasih di dalam hati kita?

Ada 3 unsur pokok kontemplasi:

  1. Hening,
  2. diam,
  3. sederhana.

Untuk memahami meditasi Kristiani, kita tidak perlu ingin tahu segalanya, seperti ilmuwan yang harus tahu segala seluk-beluk hal yang dipelajarinya, tetapi yang penting adalah langsung mengalaminya. Seperti orang yang mau mengerti apa itu berenang, ia harus nyemplung masuk kolam dan mulailah ia mengalami apa itu berenang. Memang awalnya, glagepan, tapi lama-kelamaan bisa bereneng.

Di bawah ini cara Meditasi Kristiani :

Pastor John Main mengajarkan cara bermeditasi sebagai berikut:

  1. Pilih suatu tempat yang tenang.
  2. Duduk tenang dan senyaman mungkin dengan punggung tegak
  3. Tutup mata dengan lembut.
  4. Napas dalam.
  5. Rileks tetapi tetap sadar.
  6. Ucapkan kata-doa perlahan-lahan di dalam hati.
  7. Kata doa yang dianjurkan: Ma-ra-na-tha
  8. Tekun untuk terus mengucapkan kata doa yang dianjurkanselama bermeditasi.
  9. Bila anda sadar berhenti mengucapkan kata doa yang dianjurkan, kembalilah ucapkan lagi.
  10. Tetap menggunakan kata-doa yang sama selama bermeditasi
  11. Bermeditasilah selama 20-30 menit dua kali sehari, setiap pagi dan petang

Meditasi Kristiani akan membuahkan hasil BUAH-BUAH ROH, yaitu: kasih, sukacita, kedamaian, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri (Galatia 5: 22).

Meditasi Kristiani adalah sarana agar kita mencapai tujuan hidup rohani yang subur dan menghasilkan buah-buah Roh dari waktu ke waktu sepanjang hidup kita. Meditasi Kristiani menjadikan kita semakin serupa Kristus. Meditasi Kristiani merubahkan hidup semakin rohani dan terjadi perubahan batin.

Kita biasa merasa berubah kalau kita berkembang dalam pengetahuan dan berpikir, sementara dalam meditasi Kristiani kita tidak merasa seperti itu, tetapi terbuka agar Tuhan Yesus dalam Roh KudusNya mengubah hidup kita sampai subur menghasilkan buah-buah Roh.

Disarikan dari buku: Laurence Freeman, OSB, Latihan Harian MEDITASI KRISTIANI, Obor-Jakarta, 2008.

06 May, 2009

Oleh-oleh



Berbagi


Baru-baru ini saya mengadakan pembinaan rohani semi outbond bersama para pegawai yakni semua guru dan karyawan Santo Yusuf Madiun. Acara 3 hari, 1 mei hingga tanggal 3. Tempat yang dipakai yakni Rumah Retret Gedanganak Ungaran Jawa Tengah. Acara dikemas begitu unik oleh tim pendamping dari Sinergialife Consultan Semarang. Mengapa unik ? Pendampingnya orang-orang muda yang kami nilai cukup bisa membawa para peserta masuk ke dalam. Masuk kedalam yang saya maksudkan yakni paham, mengerti dan mau mengalami suasana yang tidak di sangka-sangka. Acara atau jadual tidak paparkan dengan jelas tetapi apa yang terjadi kemudian menjadi tanda tanya besar bagi peserta. Jumlah peserta 56 orang. Acara tiga hari sungguh menjadi waktu yang mengajak berefleksi baik secara pribadi maupun bersama. Ajakan ........ TETAP pada yang sudah ada, kemauan untuk maju, mau mengubah tradisi lama, keberanian, dan yang pasti adalah kekompakan mengembangkan lembaga ini semakin berprestasi, eksis , dan diterima masyarakat. Tantangan kedepan lembaga pendidikan adalah keberanian barsaing di tengah jaman. Masyarakat adalah konsumen, dan konsumen yang diutamakan adalah hasil produk. Jika kualitas produk menjadi yang utama maka akan berdampak pada pembangunan manusia yang seutuhnya.
Dalam kesempatan pembinaan rohani ini diperoleh hasil bahwa semua unsur yang terkait dalam tubuh Santo Yusuf akan bersama-sama menjaga, mengembangkan, membuat sekolah ini semakin sesuai yang dicita-citakan diatas.
Simbol-simbol makna pembinaan :
  1. kalau kita biasa makan dengan tangan kanan, dengan piring, dengan sendok lalu pernahkah kita makan dengan tangan kiri, makan dengan daun, makan tanpa sendok ?
  2. Buah-buah apa yang senantias kita harapkan dalam hidup ini. Kapan saya mengalami sedih, senang, dan penuh harapan. Apakah kita refleksikan mengapa demikian !
  3. Biasakan menanamkan hal-hal positip pada anak didik, orang lain dan pada diri kita sendiri.
  4. Motivasi diri, sangat penting utnuk memulai suatu perubahan.
  5. kekompakan, kebersamaan , persaudaraan, kerja sama adalah asset yang harus di kembangkan.
  6. Karunia Tuhan harus di optimalkan, telenta ahrus dikembangkan, dan skill harus terus menerus di gali sehingga bisa melayani dengan kerendahan hati.
  7. Sikap dan perilaku adalah proyeksi (cermin) diri.

Semoga oleh-oleh ini bermanfaat.

21 April, 2009

Etos kerja

Delapan ETOS KERJA menurut Jansen H Sinamo :
  1. kerja adalah rahmat - bekerja tulus penuh syukur
  2. kerja adalah amanah - bekerja benar penuh tanggungjawab
  3. kerja adalah panggilan - bekerja tuntas penuh integritas
  4. kerja adalah aktualisasi - bekerja penuh semangat
  5. kerja adalah ibadah - bekerja serius penuh kecintaan
  6. kerja adalah seni - bekerja cerdas penuh kreatifitas
  7. kerja adalah kehormatan - bekerja tekun penuh keunggulan DAN
  8. kerja dalah pelayanan - bekerja paripurna penuh kerendahan hati

SELAMAT PASKA 2009


Mengucapkan

SELAMAT MERAYAKAN

KEBANGKITAN TUHAN YESUS


SEMOGA

SEMANGAT KITA SEMAKIN BERTUMBUH

UNTUK MENELADAN KESETIAANNYA

05 January, 2009

Ajakan peduli lingkungan

Program

“Cinta lingkungan, Mengolah sampah menjadi uang”
(sudah di uji cobakan)


Tujuan :

  1. Pemanfaatan sampah sekaligus membuat lingkungan sekitar menajadi hijau, serta mendapatkan penghasilan.
  2. Membaca peluang dari barang yang tidak terperhatikan.
  3. Membantu penghijauan alam sekitar.


Sasaran :

1. Masyarakat umum
2. Insan pendidikan (guru/dosen/pelajar)

Cara kerja :

  1. Siapkan 3 kotak sampah berdekatan (usahakan yang permenen) ukuran 1 x 2 x 1 m dengan tutupnya dan satu tempat terbuka yang agak luas untuk pengeringan
  2. Buat lobang pada bagian bawah untuk peresapan limbah cair
  3. Siapkan bahan baku (sampah organic : daun, kertas, sampah dapur….) cincang kecil-kecil)
  4. Masukkan pada kotak pertama untuk jangka waktu 2 minggu siramkan cairan gula dan 5 ml EM 4 (dapat dibeli di toko pertanian). Jika mungkin tampung limbah cair dan siramkan pada tanaman Anda sebagai cairan penyubur.
  5. Aduk dan masukan pada kotak ke 2 dan biarkan selama 2 Minggu, sekali waktu aduk.
  6. Pindahkan ke kotak ke 3 dan biarkan selama 1 minggu setelah itu keluarkan dan keringkan. Andamendapatkan pupuk yang siap di lembutkan, bisa dengan mesin giling atau ditumbuk.
    Anda telah berhasil mencetak sampah menjadi pupuk organic murni, sangat membantu untuk penghijauan tanaman baik di kebun, tanaman hias, persemaian
  7. Kemas dalam plastic atau sesuai kebutuhan dan pasarkan.









02 January, 2009

SELAMAT NATAL

Untuk teman-teman, saudara - saudari, sahabat semua, dimanapun berada :
saya mengucapkan selamat NATAl, 25 Desember 2008
Dan selamat Tahun Baru 2009. Tuhan memberkati kita semua.

06 December, 2008

Menajeman senyum



Problem kelas teratasi setelah mengenal "jauhari"
(teori pengembangan organisasi)